Konsep Al Ghazali dalam Pendidikan Anak
Proposal Skripsi
Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia
yang baru lahir dari perut ibunya masih sangat lemah, tidak berdaya dan tidak
mengetahui apa-apa. Untuk menjadi hamba Allah yang selalu menyembah-Nya dengan
tulus dan menjadi khalifah-Nya di muka bumi, anak tersebut membutuhkan
perawatan, bimbingan dan pengembangan segenap potensinya kepada tujuan yang
benar. Ia harus dikembangkan segala potensinya ke arah positif melalui suatu
upaya yang disebut sebagai al-Tarbiyah, al-Ta’dib, al-Ta’lim, atau yang kita
kenal dengan “pendidikan”.
Namun
nampaknya melihat fenomena yang terjadi pada kehidupan manusia pada zaman
sekarang ini sudah jauh dari nilai al-Qur’an dan al-Hadits. Akibatnya bentuk
penyimpangan terhadap nilai tersebut mudah ditemukan di lapisan masyarakat. Hal
ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa yang terjadi yang menunjukan
penyimpangan terhadap nilai yang terkandung di dalamnya. Minimnya pengetahuan
masyarakat terhadap pemahaman al-Qur’an, akan semakin memperparah kondisi masyarakat
berupa dekadensi moral. Oleh karena itu, untuk memurnikan kembali kondisi yang
sudah tidak relevan dengan ajaran Islam, salah satunya upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan kembali kepada ajaran yang terdapat di dalamnya.
Selama
ini, para orang tua dan pemikir pendidikan amat prihatin dengan perkembangan
pendidikan. Siapakah
yang salah jika ada peserta didik berbuat tidak terpuji? Berbagai tindakan
kriminalitas, kekerasan, sampai prostitusi sudah sampai pada tingkat kebobrokan
mental, siapakah yang salah?
Dan
berbagai kasus tersebut para ahli dan pemikir pendidikan mengkajinya
terus-menerus. Akhirnya mereka sampai kepada kesimpulan bahwa pendidikan akhlak
seharusnya diberikan ketika peserta didik
sejak masih kecil. Agar kelak di kemudian hari ketika mereka beranjak
dewasa sudah bisa mengenal batasan-batasan mana yang seharusnya dikerjakan dan
mana pula yang harus ditinggalkan.
Tanggung
jawab orang tua dalam pendidikan anak dimulai dari konsep al-Qur’an yang
bertujuan membina tanggung jawab pada dirinya dan keluarganya. Al-Qur’an
menegaskan:
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur
#Y$tR ...... ( التحريم : 6 )
Artinya:
“Wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”(Q.S. At-Tahrim: 6)
Banyak
sekali para pemikir yang mempertimbangkan dan menitikberatkan pendidikan
seharusnya dilakukan ketika anak didik masih kecil. Tidak terkecuali Imam
Al-Ghazali.
Imam
Al-Ghazali adalah salah seorang yang mempunyai nama besar, baik dari kalangan
umat Islam maupun di luar Islam. Pemikiran-pemikirannya yang cemerlang membawa
kepribadiannya yang selalu memikirkan umat secara universal. Pembaharuan
pemikiran yang dikembangkan dengan konsep-konsepnya yang mapan, cukup membawa
nama baik umat Islam pada saat itu. Oleh karena itu, study tentang
pemikiran-pemikiran Imam Al-Ghazali merupakan sumbangan pemikiran yang tidak
kalah pentingnya dalam perkembangan pemikiran yang membawa arah baru dalam
pendidikan Islam.
Sangat banyak pemikiran-pemikiran yang
dikembangkan baik dalam segi akidah, syari’ah, dan konsep sufiyahnya maupun
dalam segi-segi lainnya, sehingga tidak mungkin akan di kembangkan dalam
skripsi ini secara keseluruhan.
Dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang penyusun miliki, maka skripsi ini hanya
mengungkapkan masalah pendidikan yang dikembangkan Al-Ghazali dalam konsepnya
yang memberikan manfaat besar terhadap pendidikan anak khususnya.
Al-Ghazali
kemudian menata pembinaan-pembinaan di atas konsep-konsepnya sendiri yang
dikombinasikan dengan dasar
al-Qur’an dan al-Hadits serta pemikiran-pemikirannya yang berkembang pada saat
itu dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan Islam yang pada umunya bertujuan
mencapai Insan Kamil. Pembinaan demikian, dimulai dari pembinaan dan penamaan
nilai-nilai atau norma manusia yang dibentuk melalui pembinaan akhlak, dan
kebiasaan-kebiasaan baik sejak kecil yang nanti akan menjadi kepribadian
sendiri dalam mengemban tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.
kehadiran anak tidak bisa disamakan dengan keberadaan makhluk tuhan lainnya. Anak
memerlukan bimbingan dan pembinaan. Perkembangan pendidikan pada anak merupakan
salah satu bentuk perkembangan mental dan kejiwaan yang membutuhkan penunjang
yang betul-betul potensial. Kemampuan dan tanggung jawab orang tua dan guru
memegang peranan besar terhadap keberadaan pendidikan anak.
Dalam
rangka penataan pendidikan, agar lebih jelas dan sistematis, maka perlu adanya
tujuan yang jelas, metode yang baik dan membangkitkan sikap-sikap kritis untuk
sampai pada tujuan pendidikan Islam. Harold G.Shane mengembangkan cara-cara
seperti di bawah ini:
1. Perlunya
dipersiapkan ujian fisik dan mental yang cermat, baik sebelum atau sesudah
lahir, ditambah dengan tindak lanjut yang memadai.
2. Pengalaman
sejak lahir, yang memungkinkan timbulnya masukan kognitif komulatif yang diinginkan,
melalui metode pendidikan di sekolah.
3. Desakan
pada program pengembangan perorangan dengan tekanan utama pada pengembangan
individu, setiap pelajar secara optimal tidak semata-mata pengajaran untuk
mencapai norma kelompok.
4. Usaha
yang cermat untuk membentuk pada setiap pelajar, suatu pandangan positif
tentang dirinya sendiri, sehingga tidak merasa kotor, bodoh, tidak bisa membaca
dan lain-lain.[1]
Penyusun melihat bahwa Imam Al-Ghazali
memiliki pemikiran tentang pendidikan yang sangat penting dan perlu digali
lebih dalam untuk dijadikan rujukan dan pedoman bagi umat muslim dalam rangka
pembelajaran, pembentukan serta pembinaan pendidikan Islam. Dengan demikian penyusun tertarik meneliti dan mengkaji
lagi pemikiran-pemikiran Imam Al-Ghazali yang berhubungan dengan pendidikan
terutama pendidikan anak. Atas pertimbangan di atas, maka penyusun mengangkat permasalahan tersebut
dan dituangkannya dalam skripsi dengan judul “KONSEP AL-GHAZALI TENTANG PENDIDIKAN ANAK”
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, terlihat dengan jelas bahwa Imam Al-Ghazali mempunyai
pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan pendidikan. Adapun yang menjadi fokus
kajian dalam skripsi ini adalah Konsep-konsep pendidikan anak menurut pemikiran Imam Ghazali.
Untuk
memudahkannya pembahasan dalam skripsi ini, maka penyusun membatasi permasalahan yang
dibahas adalah:
1.
Mengenal sekilas riwayat hidup Imam Ghazali, yang terdiri
atas kelahiran, kehidupannya, pendidikannya, karya-karyanya, serta
pemikiran-pemikirannya.
2.
Konsep dan teori pendidikan yang meliputi pengertian dan
tujuan pendidikan, faktor pendidikan, serta metode pendidikan.
3.
Pemikiran-pemikiran Imam Ghazali terhadap pendidikan
anak.
C. Perumusan Masalah
Agar pembatasan masalah dapat dianalisa dengan baik maka,
terarah, mendalam, dan tidak terjadi kesalahpahaman, perlu kiranya penyusun membuat
perumusan masalah pada skripsi ini yaitu:
1.
Apa saja pemikiran-pemikiran Imam Ghazali terhadap
pendidikan anak ?
2.
Bagaimana pendidikan anak yang tercakup ke dalam
pemikiran-pemikiran Imam Ghazali ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka dapat disimpulkan beberapa tujuan penelitian :
1. Untik
mengetahui pemikiran pemikiran Imam Ghazali terhadap pendidikan anak
2. Untuk
mengetahui bagai mana mendidik anak yang tercakup kedalam pemikiran-pemikiran
Imam Ghazali
E.
Metodologi Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini,
penyusun menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan),
yaitu suatu metode penyusunan yang mengambil bahan-bahan bahasan dan segala
data yang berdasarkan membaca di antaranya dari Kitab Suci Al-Qur’an, Hadits,
buku-buku pelajaran, serta buku-buku yang ada kaitannya dengan masalah yang
akan penyusun bahas ini sebagai landasan teori.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2007.
Ketentuan lain yang penulis gunakan dalam menyusun
skripsi ini adalah:
1.
Ayat Al-Qur’an dan terjemahnya tidak penulis jadikan
sebagai footnote.
2.
Kutipan dari buku-buku berejaan bahasa Indonesia yang
lama, penyusun sesuaikan dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
F.
Manfaat
Penelitian
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan
skripsi ini, antara lain sebagai berikut:
1.
Penyusun merasa perlu menelusuri konsep-konsep Al-Ghazali
yang memeiliki nama besar di kalangan umat Islam tentang pendidikan yang akan
diwariskan nanti oleh umat Islam itu sendiri, terlebih bagi penyusun sebagai
calon pendidik.
2.
Memberikan informasi kepada para pendidik tentang pemikiran-pemikiran
Imam Ghazali terhadap pendidikan anak.
3.
Menjelaskan kepada masyarakat, bahwa nilai-nilai hidup
manusia bisa dibentuk melalui penanaman akhlak dan kebiasaan berbuat baik sejak
kecil.
4.
Menjelaskan kepada masyarakat bahwa Al-Ghazali bukan saja
seorang tokoh tasawuf dan filosof akan tetapi juga adalah seorang tokoh
pendidik yang dapat dikelompokkan dalam deretan tokoh-tokoh pendidik lainnya.
G.
Sistematika Peneletian
Bab I Pendahuluan,
yang meliputi: Latar belakang masalah, pembatasan Masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
[1] Harold G.
Shane, Arti Pendidikan Bagi Masa
Depan Terjemah: M. Ansyar (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. Ke-3, h, 77-78
Komentar
Posting Komentar